Featured
- Get link
- X
- Other Apps
Penerapan E-Ticketing pada Transportasi Pesawat Terbang
NAMA : ERICK NEVADA
JURUSAN : MANAJEMEN KEUANGAN
SEMESTER : LIMA (5)
TUGAS : SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam
perkembangan teknologi informasi saat ini, kecepatan, keamanan,
dan kemudahan menjadi pertimbangan utama pengembangan sebuah sistem diharapkan sebuah sistem informasi bisa semakin efektif dan
efisien demi
peningkatan
produktivitas dan kepuasan pelanggan. Luasnya
wilayah jasa pelayanan angkutan udara yang harus dapat dijangkau, yang meliputi
seluruh wilayah Indonesia bahkan dunia, maka perlu dilakukan suatu penanganan
khusus dalam meningkatkan kualitas pelayanan transportasi yang aman,selamat,
mudah dijangkau, berdaya saing dan terintegrasi. Kondisi tersebut perlu dan
harus didukung dengan sistem teknologi informasi untuk transportasi yang
handal, yang mampu saling mendukung dan terpadu dengan sistem–sistem lainnya.
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas di
bidang transportasi, maka suatu sistem yang berbasis teknologi informasi yang
terintegrasi ditingkat regional maupun nasional, merupakan suatu kebutuhan
utama, mengingat tantangan tugas masa depan yang dituntut untuk mampu
menyediakan pelayanan. Dalam perencanaan pembangunan transportasi, pemanfaatan
data base dengan menggunakan teknologi informasi berbasis GIS (Geografic
Information Sistem) sangat diperlukan. Pada tingkat operasional guna mengatasi
permasalahan lalu lintas di tingkat lokal maka penerapan Program Aplikasi
Pengendalian Lalu Lintas seperti ATCS/ITCS (Area Traffic Control
System/Integrated Traffic Control System), ITS (Intelegent Transport System),
sedangkan ditingkat regional dan nasional pengembangan Transportation
Management Centre (TMC) merupakan salah satu solusi terbaik dari sistem
teknologi informasi yang dapat dikembangkan.
Electronic
Business, sering disebut sebagai E-Business atau dapat
didefinisikan sebagai pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
untuk mendukung seluruh kegiatan usaha. Commerce merupakan pertukaran produk
dan jasa antara perusahaan, kelompok dan individu dan maka dapat dilihat
sebagai salah satu kegiatan penting dari bisnis apapun. Oleh karena itu, perdagangan
elektronik atau E-Commerce berfokus pada penggunaan ICT untuk mengaktifkan
kegiatan eksternal dan hubungan bisnis dengan individu, kelompok dan usaha
lainnya.
E-ticket
adalah salah satu bentuk pelayanan jasa penerbangan dalam melayani calon
penumpang untuk menggunakan
pesawat-nya dalam bepergian
dengan cara cepat
dan akurat. Bentuk e-ticket sangat sederhana. Apabila dibandingkan
dengan bentuk tiket biasa yang seperti kupon dengan jumlah halaman lebih kurang
4 s/d 6 halaman atau tergantung kondisi tujuan penumpang yg menggunakan jasa
penerbangan, semakin sering transit dan check in maka akan semkain banyak
halaman-nya. Untuk e-ticket bentuk tiket hanya selembar kertas yg tertera
secara lengkap mulai jadwal penerbangan, tujuan tanggal serta aturan lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis
mempunyai ketertarikan untuk membahas pentingnya sebuah
pelayanan yang semakin efektif dan efisien demi peningkatan produktivitas dan
kepuasaan pelanggan dalam industri jasa transportasi penerbangan dengan judul “Penerapan E-Ticketing pada Transportasi
Pesawat Terbang”.
1.2 Rumusan
Masalah
Karena internet perlahan-lahan mulai
menggeser budaya pembelian (pemesanan) tiket dari cara konvensional menjadi
lebih modern atau sering disebut E-Ticketing. Ini memberikan solusi terhadap
masalah dominasi pengguna jasa transportasi dalam melakukan perjalanan tidak seimbang
dengan jumlah armada yang ada. Pada akhirnya akan menyebabkan kepadatan
penumpang yang tinggi. Kondisi ini akan memunculkan problem klasik seperti
halnya masalah pemesanan tiket dan melalui E-Ticketing penumpang tidak perlu
mengantri, dengan ini penulis mermuskan masalah sebagai berikut:
1.
Manfaat & kelemahan apa saja yang didapat dari penggunaan sistem
e-ticketing.
1.3
Tujuan
Adapun
tujuan penelitian ini berdasarkan perumusan masalah, antara lain:
1.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai apa manfaat
& kelemahan dari e-ticketing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Sistem Informasi Manajemen
“Sistem
Informasi Manajemen adalah Suatu serapan teknologi baru kepada persoalan
keorganisasian dalam pengolahan transaksi dan pemberian informasi bagi
kepentingan keorganisasian” (Gordon B.Davis,1984;23).
Sistem
informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan
terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data
sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan
produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria
mutu yang telah ditetapkan.
Dengan
kata lain SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan
informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama. Para pemakai
biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal, perusahaan atau sub unit
dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya
mengenai apa yang terjadi di masa lalu, apa yang terjadi sekarang dan apa yang
mungkin terjadi di masa yang akan datang. Informasi tersebut tersedia dalam
bentuk laporan periodik, laporan khusus dan ouput dari model matematika. Output
informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan saat
mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah.
Perancangan,
penerapan dan pengoperasian SIM adalah mahal dan sulit. Upaya ini dan biaya
yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa faktor yang membuat SIM
menjadi semakin diperlukan, antara lain bahwa manajer harus berhadapan dengan
lingkungan bisnis yang semakin rumit. Salah satu alasan dari kerumitan ini
adalah semakin meningkatnya dengan muncunya peraturan dari pemerintah.
Lingkungan
bisnis bukan hanya rumit tetapi juga dinamis. Oleh sebab itu manajer harus
membuat keputusan dengan cepat terutama dengan munculnya masalah manajemen
dengan munculnya pemecahan yang memadai.
Sistem
informasi manajemen (SIM) bukan sistem informasi keseluruhan, karena tidak
semua informasi di dalam organisasi dapat dimasukkan secara lengkap ke dalam
sebuah sistem yang otomatis. Aspek utama dari sistem informasi akan selalu ada
di luar sistem komputer.
Pengembangan
SIM canggih berbasis komputer memerlukan sejumlah orang yang berketrampilan
tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari para manajer
organisasi. Banyak organisasi yang gagal membangun SIM karena :
1. Kurang organisasi yang wajar
2. Kurangnya perencanaan yang
memadai
3. Kurang personil yang handal
4. Kurangnya partisipasi manajemen
dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam merancang sistem, mengendalikan
upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang terlibat.
SIM
yang baik adalah SIM yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan
diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya, meningkatkan pendapatan serta tak
terukur yang muncul dari informasi yang sangat bermanfaat.
Organisasi
harus menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat
dalam merancang dan menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam
menentukan batas biaya dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang
dihasilkan akan memberikan keuntungan dan uang.
Secara
teoritis komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek
SIM yang baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan komputer.
Prinsip utama perancangan SIM : SIM harus dijalin secara teliti agar mampu
melayani tugas utama
Tujuan
sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua
manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan. SIM
menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari
berbagai simulasi model matematika.
2.2
Pengertian E-Ticketing
E-ticketing
atau electronic ticketing adalah suatu cara untuk mendokumentasikan proses
penjualan dari aktifitas perjalanan pelanggan tanpa harus mengeluarkan dokumen
berharga secara fisik ataupun paper ticket . E-ticketing (ET) adalah peluang
untuk meminimalkan biaya dan mengoptimalkan kenyamanan penumpang. E-ticketing
mengurangi biaya proses tiket, menghilangkan fomulir kertas dan meningkatkan
fleksibilitas penumpang dan agen perjalanan dalam membuat perubahan-perubahan
dalam jadwal perjalanan.
Sejalan dengan perkembangan
teknololgi informasi, internet kini muncul sebagai alternative system
distribusi informasi travel. Internet merupakan medium yang sempurna untuk
menjual paket perjalanan, karena internet sanggup membawa jaringan supplier
yang luas dan basis kostumer yang besar ke sebuah market place terpusat. Adapun
pengertian lain dari E-Ticketing, atau penjualan tiket online, merupakan salah
satu cara bagi orang untuk membeli tiket untuk acara lokal. Merupakan fasilitas
pemesanan tiket online yang dirancang untuk membantu kelompok masyarakat yang
tidak memiliki akses ke sistem jenis ini. Hal ini memungkinkan
kelompok-kelompok masyarakat untuk meningkatkan kegiatan dan menjual tiket
secara online melalui situs web.
2.3
Manfaat E-Ticketing
Saat ini pembelian tiket baik untuk
bepergian memakai travel agent, maskapai penerbangan ataupun untuk suatu event
tidak lagi hanya mengandalkan sistem manual Tetapi customer bisa memesannya
jauh-jauh hari tanpa harus datang langsung ke kantor yang bersangkutan, yaitu
melalui sistem e-ticketting. Untuk hal ini banyak sekali manfaat serta keuntungan yang akan didapat
baik oleh konsumen ataupun perusahaan. Manfaat
tersebut diantaranya :
1.
Kemudahan: Pengguna dapat mudah mengerti dalam melakukan pemesanan tiket
melalui layanan ini.
2.
Keamanan: Pengguna diberikan fasilitas login dan hanya 1 orang dengan 1 nama yang
sudah terdaftar sebelumnya yang bias mengakses layanan menu utamanya.
3.
Keuntungan: Pengguna diuntungkan dengan masalah waktu dan tenaga dalam
melakukan pemesanan serta adanya discount atau potongan harga jika pengguna
sudah menjadi pelanggan tetap
4.
Kenyamanan: Pengguna dapat melakukan pemesanan dengan nyaman, tanpa
adanya gangguan.
2.4
Efisiensi Dana dan Waktu melalui E-Ticketing
1.
Mengurangi biaya yang terkait dengan pencetakan dan mailing tiket.
2.
Mengurangi biaya pencetakan tiket untuk stok, amplop dan pos.
3.
Mengurangi biaya pembayaran tenaga kerja yang terkait dengan pencetakan
dan mailing tiket.
4.
E-Tiket selamat dan aman. Barcode validasi menghilangkan kemungkinan
palsu dan duplikat.
5.
Tidak ada biaya pengiriman karena pelanggan dapat mencetak tiket
elektronik mereka segera setelah mereka membelinya.
6.
Melayani lebih banyak penumpang ketimbang menjual lewat call centre atau
kantor penjualan karena penjualan melalui website bisa memproses ribuan
bokingan perhari.
7.
Dengan E-Tiket tidak perlu bawa-bawa tiket ke airport. Apabila hilang
maka bisa di print ulang dan tidak dikenakan biaya tambahan (gratis). Harga
yang tertera sangat jelas, tidak seperti tiket jenis lama yang seringkali tidak
terbaca.
8.
Bagi maskapai penerbangan sendiri, E-Tiket juga memperkecil biaya
pelayanan, sehingga harga tiket juga dapat ditekan.
9.
Bagi konsumen terhindar dari kehilangan tiket pesawat secara fisik,
karena pada dasarnya, setelah kode booking di konfirmasi, nama penumpang telah
tercatat di system airlines. Penumpang terhindar dari resiko volid tiket yang
disebabkan kesalahan penulisan pada paper ticket oleh travel agent.
10.
Penumpang tidak perlu bertemu secara fisik dengan travel agent karena
E-Tiket bisa dapat melalui Fax, atau hanya berupa sms kode booking, dan
pembayarannya bisa dilakukan dengan transfer via ATM atau internet/sms
bangking.
2.5
Kelemahan E-Ticketing
1.
Ada kekhawatiran mengenai jaminan keamanan atas kode-kode kartu kredit,
atm, dan lain-lain
2.
Pemesanan E-ticket secara online atau melalui internet dan tidak semua
orang mengerti tentang internet artinya belum bisa mengoprasikan internet itu
sendiri akibatnya belum semua orang
mengetahui tentang bagaimana caranya memesan tiket secara online.
3.
Belum semua orang mengetahui dan paham betul tentang E-Ticket.
2.6
Langkah – Langkah E-Ticketing
Dalam
proses e-ticketing terdapat beberapa langkah yang dapat dilakuklan guna
mempermudah kita dalam pemesanan tiket secara online. Dimana dengan e-ticketing
kita tidak perlu repot mengantri dalam memesan tiket serta bisa memesannya
kapanpun dan dimanapun. Langkah-langkah E-Ticketing sangat praktis, serta
reservasi adalah yang paling utama sebab syarat mutlak dari pemesanan tiket
online adalah reservasi dimana data kita disimpan sebagai tanda bukti.
Sabagai
seorang mobile, sibuk dan akrab dengan e-lifestyle, ada beberapa pilihan yang
tersedia bagi anda. Menelepon Call Center maskapai penerbangan yang dipilih.
Langkah berikutnya adalah pembayaran. Dengan mengutamakan kemudahan, anda dapat
melakukannya melalui ATM, serta credit card. Call Center yang menjamin keamanan
saat memasukkan nomor credit card. Terjamin semua informasi anda akan disimpan
dengan rapi dan aman. Jika tertinggal tanda terima perjalanan, anda dapat
meminta duplikatnya di seluruh kantor penjualan tiket maskapai penerbangan
(airport).
Check
in dengan e-ticket penumpang biasanya datang ke counter check-in dan menunjukkan
kode booking atau kode konfirmasi. Airlines tertentu bahkan tidak membutuhkan
kode booking, selama reservasi dapat dipastikan dengan kartu identitas
penumpang. Setelah reservasi telah dikonfirmasi, penumpang dapat check-in
bagasi dan diberikan boardingpass. E-ticket saat
ini telah diterapkan
oleh maskapai penerbangan
Garuda Indonesian, Airasia, Lion
Air, Citilink, Merpati Airline dan Batavia air.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat dirumuskan adalah
sebagai beikut :
a.
Waktu berpengaruh terhadap preferensi belanja olnline tiket
pesawat,artinya semakin cepat proses transaksi pembelian tiket pesawat,maka
seseorang akan semakin cenderung atau memiliki preferensi semakin tinggi untuk
membeli tiket pesawat melalui internet.Hal tersebut disebabkan oleh tingkat
kesibukan responden sehingga menjadikan waktu sebagai sumber daya yang
terbatas,jadi responden dengan tingkat kesibukan yang tinggi akan cenderung memilih
proses transaksi yang cepat pada saat membeli tiket pesawat.
b.
Harga tidak berpengaruh terhadap preferensi belanja online.Hal tersebut
disebabkan oleh pengetahuan responden tentang tingkat harga yang ditawarkan
oleh agen perjalanan maupun yang tercantum pada website maskapai
penerbangan.Mereka juga paham kapan harus membeli tiket karena tingkat harga
juga berbeda bila dipesan pada saat “high season” dimana banyak orang
mengadakan perjalanan seperti pada saat tahun baru dan “low season” dimana
hanya sedikit orang yang melakukan perjalanan.
c.
Pelayanan tidak berpengaruh terhadap preferensi belanja online. Hal
tersebut disebabkan oleh responden yang berencana memesan tiket pesawat tidak
merasa bahwa pelayanan adalah hal yang krusial karena pada saat mereka memesan
lewat website mereka hanya bersentuhan dengan tekhnologi yang dianggap kurang
mampu meberikan pelayanan secara interaktif yang sebanding dengan pertemuan
langsung dengan penjual.
d.
Alternatif tidak berpengaruh terhadap preferensi belanja online.
e.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel waktu yang berpengaruh secara
simultan dan parsial terhadap preferensi belanja.
3.2
Saran
a.
Waktu merupakan komponen pembentuk preferensi pembelian online yang
paling krusial,oleh karena itu produsen harus memperhatikan jumlah waktu yang
dibutuhkan oleh konsumen untuk melakukan pembelian tiket pesawat melalui
internet.Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalkan waktu pemesanan
yaitu dengan menanam sistem pemesanan tiket online yang tidak berbelit-belit
dan mudah digunakan didalam website pemesanan tiket pesawat yang disesuaikan
dengan kecepatan akses internet di Indonesia.Kedua adalah mengembangkan sistem
pemesanan online yang dapat diakses lewat telepon seluler sehingga dalam
keadaan berjalanpun, konsumen dapat memesan tiket pesawat.
b.
Harga tidak memiliki pengaruh terhadap preferensi pembelian online, namun
produsen harus tetap mempertahankan tingkat harga yang masuk akal dalam arti
harga yang ditawarkan tidak membuat produsen yang bersangkutan merugi dan tetap
dipandang konsumen sebagai harga yang kompetitif.
c.
Pelayanan tidak memiliki pengaruh terhadap preferensi pembelian online,
namun produsen juga harus tetap mempertahankan kualitas keprimaan pelayanana
agar kolnsumen tidak memberikan testmonial yang merugikan produsen.
d.
Alternatif tidak memiliki pengaruh terhadap prefernsi pembelian online.
Hal ini memberikan peluang kepada produsen untuk fokus terhadap produk utamanya
dan mengembangkannya semaksimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Gordon B. Davis, Kerangka dasar
Sistem Informasi Manajemen bagian 1, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1984.
2.
Bayu Aji Oktyanto, Bisnis Tiket
Pesawat Online, Jurnal Teknik Informatika, Yogyakarta, 2011,
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment
Kritik & Saran