Skip to main content

Featured

Memorable Moment GNGWC 2006

Penerapan E-Ticketing pada Transportasi Pesawat Terbang



NAMA : ERICK NEVADA
JURUSAN : MANAJEMEN KEUANGAN
SEMESTER : LIMA (5)
TUGAS : SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perkembangan teknologi informasi saat ini, kecepatan,  keamanan,  dan kemudahan menjadi pertimbangan utama pengembangan sebuah sistem diharapkan sebuah sistem informasi bisa semakin efektif dan efisien demi peningkatan produktivitas dan kepuasan pelanggan. Luasnya wilayah jasa pelayanan angkutan udara yang harus dapat dijangkau, yang meliputi seluruh wilayah Indonesia bahkan dunia, maka perlu dilakukan suatu penanganan khusus dalam meningkatkan kualitas pelayanan transportasi yang aman,selamat, mudah dijangkau, berdaya saing dan terintegrasi. Kondisi tersebut perlu dan harus didukung dengan sistem teknologi informasi untuk transportasi yang handal, yang mampu saling mendukung dan terpadu dengan sistem–sistem lainnya.
 Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas di bidang transportasi, maka suatu sistem yang berbasis teknologi informasi yang terintegrasi ditingkat regional maupun nasional, merupakan suatu kebutuhan utama, mengingat tantangan tugas masa depan yang dituntut untuk mampu menyediakan pelayanan. Dalam perencanaan pembangunan transportasi, pemanfaatan data base dengan menggunakan teknologi informasi berbasis GIS (Geografic Information Sistem) sangat diperlukan. Pada tingkat operasional guna mengatasi permasalahan lalu lintas di tingkat lokal maka penerapan Program Aplikasi Pengendalian Lalu Lintas seperti ATCS/ITCS (Area Traffic Control System/Integrated Traffic Control System), ITS (Intelegent Transport System), sedangkan ditingkat regional dan nasional pengembangan Transportation Management Centre (TMC) merupakan salah satu solusi terbaik dari sistem teknologi informasi yang dapat dikembangkan.
Electronic Business, sering disebut sebagai E-Business atau dapat didefinisikan sebagai pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mendukung seluruh kegiatan usaha. Commerce merupakan pertukaran produk dan jasa antara perusahaan, kelompok dan individu dan maka dapat dilihat sebagai salah satu kegiatan penting dari bisnis apapun. Oleh karena itu, perdagangan elektronik atau E-Commerce berfokus pada penggunaan ICT untuk mengaktifkan kegiatan eksternal dan hubungan bisnis dengan individu, kelompok dan usaha lainnya.
E-ticket adalah salah satu bentuk pelayanan jasa penerbangan dalam melayani calon penumpang  untuk  menggunakan  pesawat-nya  dalam  bepergian  dengan  cara  cepat  dan akurat. Bentuk e-ticket sangat sederhana. Apabila dibandingkan dengan bentuk tiket biasa yang seperti kupon dengan jumlah halaman lebih kurang 4 s/d 6 halaman atau tergantung kondisi tujuan penumpang yg menggunakan jasa penerbangan, semakin sering transit dan check in maka akan semkain banyak halaman-nya. Untuk e-ticket bentuk tiket hanya selembar kertas yg tertera secara lengkap mulai jadwal penerbangan, tujuan tanggal serta aturan lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mempunyai ketertarikan untuk membahas pentingnya sebuah pelayanan yang semakin efektif dan efisien demi peningkatan produktivitas dan kepuasaan pelanggan dalam industri jasa transportasi penerbangan dengan judul “Penerapan E-Ticketing pada Transportasi Pesawat Terbang”.

1.2     Rumusan Masalah
Karena internet perlahan-lahan mulai menggeser budaya pembelian (pemesanan) tiket dari cara konvensional menjadi lebih modern atau sering disebut E-Ticketing. Ini memberikan solusi terhadap masalah dominasi pengguna jasa transportasi dalam melakukan perjalanan tidak seimbang dengan jumlah armada yang ada. Pada akhirnya akan menyebabkan kepadatan penumpang yang tinggi. Kondisi ini akan memunculkan problem klasik seperti halnya masalah pemesanan tiket dan melalui E-Ticketing penumpang tidak perlu mengantri, dengan ini penulis mermuskan masalah sebagai berikut:
1.             Manfaat & kelemahan apa saja yang didapat dari penggunaan sistem e-ticketing.
1.3         Tujuan
          Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan perumusan masalah, antara lain:
1.             Untuk mengetahui lebih jelas mengenai apa manfaat & kelemahan  dari e-ticketing.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1         Pengertian Sistem Informasi Manajemen
          “Sistem Informasi Manajemen adalah Suatu serapan teknologi baru kepada persoalan keorganisasian dalam pengolahan transaksi dan pemberian informasi bagi kepentingan keorganisasian” (Gordon B.Davis,1984;23).
          Sistem informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.
          Dengan kata lain SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama. Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal, perusahaan atau sub unit dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang terjadi di masa lalu, apa yang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan ouput dari model matematika. Output informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah.
          Perancangan, penerapan dan pengoperasian SIM adalah mahal dan sulit. Upaya ini dan biaya yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa faktor yang membuat SIM menjadi semakin diperlukan, antara lain bahwa manajer harus berhadapan dengan lingkungan bisnis yang semakin rumit. Salah satu alasan dari kerumitan ini adalah semakin meningkatnya dengan muncunya peraturan dari pemerintah.
          Lingkungan bisnis bukan hanya rumit tetapi juga dinamis. Oleh sebab itu manajer harus membuat keputusan dengan cepat terutama dengan munculnya masalah manajemen dengan munculnya pemecahan yang memadai.
          Sistem informasi manajemen (SIM) bukan sistem informasi keseluruhan, karena tidak semua informasi di dalam organisasi dapat dimasukkan secara lengkap ke dalam sebuah sistem yang otomatis. Aspek utama dari sistem informasi akan selalu ada di luar sistem komputer.
          Pengembangan SIM canggih berbasis komputer memerlukan sejumlah orang yang berketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari para manajer organisasi. Banyak organisasi yang gagal membangun SIM karena :
1. Kurang organisasi yang wajar
2. Kurangnya perencanaan yang memadai
3. Kurang personil yang handal
4. Kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang terlibat.
          SIM yang baik adalah SIM yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya, meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi yang sangat bermanfaat.
          Organisasi harus menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat dalam merancang dan menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam menentukan batas biaya dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang dihasilkan akan memberikan keuntungan dan uang.
          Secara teoritis komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM yang baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan komputer. Prinsip utama perancangan SIM : SIM harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas utama
          Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model matematika.

2.2         Pengertian E-Ticketing
          E-ticketing atau electronic ticketing adalah suatu cara untuk mendokumentasikan proses penjualan dari aktifitas perjalanan pelanggan tanpa harus mengeluarkan dokumen berharga secara fisik ataupun paper ticket . E-ticketing (ET) adalah peluang untuk meminimalkan biaya dan mengoptimalkan kenyamanan penumpang. E-ticketing mengurangi biaya proses tiket, menghilangkan fomulir kertas dan meningkatkan fleksibilitas penumpang dan agen perjalanan dalam membuat perubahan-perubahan dalam jadwal perjalanan.
Sejalan dengan perkembangan teknololgi informasi, internet kini muncul sebagai alternative system distribusi informasi travel. Internet merupakan medium yang sempurna untuk menjual paket perjalanan, karena internet sanggup membawa jaringan supplier yang luas dan basis kostumer yang besar ke sebuah market place terpusat. Adapun pengertian lain dari E-Ticketing, atau penjualan tiket online, merupakan salah satu cara bagi orang untuk membeli tiket untuk acara lokal. Merupakan fasilitas pemesanan tiket online yang dirancang untuk membantu kelompok masyarakat yang tidak memiliki akses ke sistem jenis ini. Hal ini memungkinkan kelompok-kelompok masyarakat untuk meningkatkan kegiatan dan menjual tiket secara online melalui situs web.
2.3              Manfaat E-Ticketing
Saat ini pembelian tiket baik untuk bepergian memakai travel agent, maskapai penerbangan ataupun untuk suatu event tidak lagi hanya mengandalkan sistem manual Tetapi customer bisa memesannya jauh-jauh hari tanpa harus datang langsung ke kantor yang bersangkutan, yaitu melalui sistem e-ticketting. Untuk hal ini banyak sekali manfaat serta keuntungan yang akan didapat baik oleh konsumen ataupun perusahaan.  Manfaat tersebut diantaranya :
1.             Kemudahan: Pengguna dapat mudah mengerti dalam melakukan pemesanan tiket melalui layanan ini.
2.             Keamanan: Pengguna diberikan fasilitas login dan hanya 1 orang dengan 1 nama yang sudah terdaftar sebelumnya yang bias mengakses layanan menu utamanya.
3.             Keuntungan: Pengguna diuntungkan dengan masalah waktu dan tenaga dalam melakukan pemesanan serta adanya discount atau potongan harga jika pengguna sudah menjadi pelanggan tetap
4.             Kenyamanan: Pengguna dapat melakukan pemesanan dengan nyaman, tanpa adanya gangguan.

2.4         Efisiensi Dana dan Waktu melalui E-Ticketing
1.             Mengurangi biaya yang terkait dengan pencetakan dan mailing tiket.
2.             Mengurangi biaya pencetakan tiket untuk stok, amplop dan pos.
3.             Mengurangi biaya pembayaran tenaga kerja yang terkait dengan pencetakan dan mailing tiket.
4.             E-Tiket selamat dan aman. Barcode validasi menghilangkan kemungkinan palsu dan duplikat.
5.             Tidak ada biaya pengiriman karena pelanggan dapat mencetak tiket elektronik mereka segera setelah mereka membelinya.
6.             Melayani lebih banyak penumpang ketimbang menjual lewat call centre atau kantor penjualan karena penjualan melalui website bisa memproses ribuan bokingan perhari.
7.             Dengan E-Tiket tidak perlu bawa-bawa tiket ke airport. Apabila hilang maka bisa di print ulang dan tidak dikenakan biaya tambahan (gratis). Harga yang tertera sangat jelas, tidak seperti tiket jenis lama yang seringkali tidak terbaca.
8.             Bagi maskapai penerbangan sendiri, E-Tiket juga memperkecil biaya pelayanan, sehingga harga tiket juga dapat ditekan.
9.             Bagi konsumen terhindar dari kehilangan tiket pesawat secara fisik, karena pada dasarnya, setelah kode booking di konfirmasi, nama penumpang telah tercatat di system airlines. Penumpang terhindar dari resiko volid tiket yang disebabkan kesalahan penulisan pada paper ticket oleh travel agent.
10.         Penumpang tidak perlu bertemu secara fisik dengan travel agent karena E-Tiket bisa dapat melalui Fax, atau hanya berupa sms kode booking, dan pembayarannya bisa dilakukan dengan transfer via ATM atau internet/sms bangking.

2.5         Kelemahan E-Ticketing
1.             Ada kekhawatiran mengenai jaminan keamanan atas kode-kode kartu kredit, atm, dan lain-lain
2.             Pemesanan E-ticket secara online atau melalui internet dan tidak semua orang mengerti tentang internet artinya belum bisa mengoprasikan internet itu sendiri  akibatnya belum semua orang mengetahui tentang bagaimana caranya memesan tiket secara online.
3.             Belum semua orang mengetahui dan paham betul tentang E-Ticket.

2.6         Langkah – Langkah E-Ticketing
          Dalam proses e-ticketing terdapat beberapa langkah yang dapat dilakuklan guna mempermudah kita dalam pemesanan tiket secara online. Dimana dengan e-ticketing kita tidak perlu repot mengantri dalam memesan tiket serta bisa memesannya kapanpun dan dimanapun. Langkah-langkah E-Ticketing sangat praktis, serta reservasi adalah yang paling utama sebab syarat mutlak dari pemesanan tiket online adalah reservasi dimana data kita disimpan sebagai tanda bukti.
          Sabagai seorang mobile, sibuk dan akrab dengan e-lifestyle, ada beberapa pilihan yang tersedia bagi anda. Menelepon Call Center maskapai penerbangan yang dipilih. Langkah berikutnya adalah pembayaran. Dengan mengutamakan kemudahan, anda dapat melakukannya melalui ATM, serta credit card. Call Center yang menjamin keamanan saat memasukkan nomor credit card. Terjamin semua informasi anda akan disimpan dengan rapi dan aman. Jika tertinggal tanda terima perjalanan, anda dapat meminta duplikatnya di seluruh kantor penjualan tiket maskapai penerbangan (airport).
          Check in dengan e-ticket penumpang biasanya datang ke counter check-in dan menunjukkan kode booking atau kode konfirmasi. Airlines tertentu bahkan tidak membutuhkan kode booking, selama reservasi dapat dipastikan dengan kartu identitas penumpang. Setelah reservasi telah dikonfirmasi, penumpang dapat check-in bagasi dan diberikan boardingpass. E-ticket  saat  ini  telah  diterapkan  oleh  maskapai  penerbangan  Garuda  Indonesian, Airasia, Lion Air, Citilink, Merpati Airline dan Batavia air.




BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
          Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat dirumuskan adalah sebagai beikut :
a.              Waktu berpengaruh terhadap preferensi belanja olnline tiket pesawat,artinya semakin cepat proses transaksi pembelian tiket pesawat,maka seseorang akan semakin cenderung atau memiliki preferensi semakin tinggi untuk membeli tiket pesawat melalui internet.Hal tersebut disebabkan oleh tingkat kesibukan responden sehingga menjadikan waktu sebagai sumber daya yang terbatas,jadi responden dengan tingkat kesibukan yang tinggi akan cenderung memilih proses transaksi yang cepat pada saat membeli tiket pesawat.

b.             Harga tidak berpengaruh terhadap preferensi belanja online.Hal tersebut disebabkan oleh pengetahuan responden tentang tingkat harga yang ditawarkan oleh agen perjalanan maupun yang tercantum pada website maskapai penerbangan.Mereka juga paham kapan harus membeli tiket karena tingkat harga juga berbeda bila dipesan pada saat “high season” dimana banyak orang mengadakan perjalanan seperti pada saat tahun baru dan “low season” dimana hanya sedikit orang yang melakukan perjalanan.
c.              Pelayanan tidak berpengaruh terhadap preferensi belanja online. Hal tersebut disebabkan oleh responden yang berencana memesan tiket pesawat tidak merasa bahwa pelayanan adalah hal yang krusial karena pada saat mereka memesan lewat website mereka hanya bersentuhan dengan tekhnologi yang dianggap kurang mampu meberikan pelayanan secara interaktif yang sebanding dengan pertemuan langsung dengan penjual.
d.             Alternatif tidak berpengaruh terhadap preferensi belanja online.
e.              Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel waktu yang berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap preferensi belanja.

3.2         Saran
a.              Waktu merupakan komponen pembentuk preferensi pembelian online yang paling krusial,oleh karena itu produsen harus memperhatikan jumlah waktu yang dibutuhkan oleh konsumen untuk melakukan pembelian tiket pesawat melalui internet.Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalkan waktu pemesanan yaitu dengan menanam sistem pemesanan tiket online yang tidak berbelit-belit dan mudah digunakan didalam website pemesanan tiket pesawat yang disesuaikan dengan kecepatan akses internet di Indonesia.Kedua adalah mengembangkan sistem pemesanan online yang dapat diakses lewat telepon seluler sehingga dalam keadaan berjalanpun, konsumen dapat memesan tiket pesawat.

b.             Harga tidak memiliki pengaruh terhadap preferensi pembelian online, namun produsen harus tetap mempertahankan tingkat harga yang masuk akal dalam arti harga yang ditawarkan tidak membuat produsen yang bersangkutan merugi dan tetap dipandang konsumen sebagai harga yang kompetitif.
c.              Pelayanan tidak memiliki pengaruh terhadap preferensi pembelian online, namun produsen juga harus tetap mempertahankan kualitas keprimaan pelayanana agar kolnsumen tidak memberikan testmonial yang merugikan produsen.
d.             Alternatif tidak memiliki pengaruh terhadap prefernsi pembelian online. Hal ini memberikan peluang kepada produsen untuk fokus terhadap produk utamanya dan mengembangkannya semaksimal mungkin. 



DAFTAR PUSTAKA
1.                  Gordon B. Davis, Kerangka dasar Sistem Informasi Manajemen bagian 1, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta,  1984.
2.                  Bayu Aji Oktyanto, Bisnis Tiket Pesawat Online, Jurnal Teknik Informatika, Yogyakarta, 2011,
3.                  http://en.wikipedia.org/wiki/Electronic_business
4.                  http://en.wikipedia.org/wiki/Electronic_ticket


















         

         


Comments